Sabtu, 29 Oktober 2011

Rangkuman Mata Kuliah Evaluasi Penilaian Pendidikan Oleh Prof. Ruseffendi S2 UPI Bandung BAB I PENILAIAN - Penilaian: melihat nilai sesuatu berdasarkan standar tertentu utk digunakan tuk kepentingan siswa. - Evaluasi : penilaian kontinu dan sistematik dari proses yang dikaitkan dengan apa yg diharapkan, sedangkan penilaian tidak. - Pengukuran itu hanya melihat bilangannya dimulai atau tidak dengan pembuatan alat ukur, penilaian a/ mengubah skor mentah menjadi sesuatu yg ada dlm system nilai, keg. Evaluasi melibatkan kajian membandingkan, melihat alasannya, menjawab pertanyaan mngapa. 1.2 Fungsi penilaian: member gambaran mengenai sesuatu yg diperlukan oleh masyarakat/pengambil keputusan. 1. penilaian penempatan : berperan sebagai petunjuk, sebaiknya di tk mana anak itu. 2. penilaian formatif : tuk memonitor keberhasilan siswa 3. penilai diagnostic : mengungkap kesukaran permanen dalam sswa belajar yg tidak bisa dipecahkan oleh tes formatifnya 4. penilaian sumatif : meihat apakah tjuan pengajaran/unit pegajaran itu sudah tercapai atau belum. 1.3 patokan penilaian 4 faktor yg diperhatikan : 1. criteria : ciri2 siswa dalam kemampuannya dlm bidang tertentu, missal IQ 2. standar ; acuan yg digunakan dalam enilaian, missal local, nasional, internasional 3. indicator : cirri yg digunakan dlm penilaian itu, ingatannya panjang 4. kredibilitas: alat ukur&ukuranya harus dapat dipercayakan 1.4 Kedudukan penilaian dalam konteks pengajaran 1.5 jenis penilaian : prestasi belajar siswa, penilaian program, penilaian diri, Jenis penialian yang perlu dikuasai guru : penialian diri, formatif, diagnostic, sumatif dan sikap. 1.7 kegiatan penilaian 1. pembuatan penilain, 2. Melaksanakan penilaian, 3. Pemeriksaaan, 4. Pengolahan nilai (skor mentah ke skor baku), 5. Mengadakan kontak mengenai keberhasilan siswa (rapot), 6. Pemberian rekomendasi, 7. Mberikan penilaian secara menyeluruh, 8. Keg. Berkenaan dengan penilain diri. Bab 2 Kaitan Tujuan Pengajaran dan tujuan penilaian Tujuan Pendidikan Nasional 1. Indonesia: Pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, kerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan trampil serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan institusional sekolah lanjutan Menurut kurikulum 84 dasar dan tujuan pendidikan sma adalah: 1. Pendidikan sma berdasarkan pancasila dan UUD 45 2. Tujuan umum pendidikan sma untuk menujang tercapainya tujuan nasional. Menurut kurikulum 75: 1. Menjadi WNI yang baik sebagai manusia yang utuh sehat, kuat lahir batin 2. Menguasai hasil pendiidkan uum yang merupakan kelanjutan dari Sekolah tingkat pertama 3. Memiliki bekal melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi 4. Memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat dengan mengambil keterampilan untuk bekerja sesuai dengan minatnya di masyarakat Tujuan Umum pendidikan tingkat pertama : 1. Menjadi WNI Menjadi WNI yang baik sebagai manusia yang utuh sehat, kuat lahir batin 2. Menguasai hasil pendiidkan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan Sekolah Dasar 3. Memiliki bekal untuk melanjutkan ke tingkat lanjutan Tujuan umum pendidikan SMA dalam kurikulum 84 dan 75 pada dasarnya sama, sebab dalam tahun 75 kata2 pancasila dan UUD 45 sudah tercakupkan dalam GBHN Tujuan Kurikuler: yaitu tujuan suatu bidang studi itu diberikan. Tujuan kurikuler ada 3 yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Inti atau tujuan kurikuler: 1. Pengetahuan yang berkenaan dengan istilah symbol, proses, fakta dan symbol matematika. 2. Keterampilan yang akurat dalam menghitung dan menggunakan alat2 matematik 3. Menggunakan konsep dalam proses matematika untuk menemukan generalisasi dan penerapan baru serta menerapkan dalam pemecahan masalah. 4. Pemahaman atau pengertian tentang fakta, konsep matematika 5. Kemampuan utnuk mengembangkan yaitu kebiasaan mandiri dalam belajar matematika diluar matematika yang diajarkan 6. Menyadari dan menghayati penghayatan matematika di masyarakat 7. Sikap yang kreatif, sungguh-sungguh objektif, secara ilmiah, terbuka mau mencoba dll Tujuan Instruksional Perbedaan tujuan instruksional dan tujuan kurikuler, terletak pada bahan materi yang disampaikan dan keluasan materi, Tujuan instruksional itu tujuan yang lebih rinci daripada tujuan kurikuler Tujuan Instruksional ada 2 yaitu umum dan khusus TIU: tujuan pengajaran yang hasil pengajarannya dapat diartikan bermacam-macam, kata-kata yang ambigu misalnya memahami, menafsirkan, menghargai, dll. TIK: ada 2 yaitu lengkap dan tidak lengkap. Lengkap: ada Subjek-ada KKO-Kondisi-persyaratan minimum. Tidak lengkap: subjek-KKO Kata2 kerja untuk TIK: mengukur, menafsir, mengumpulkan dll TIK dan Taksonomi Bloom 6 aspek kognitif: 1. Pengetahuan: berkenaan dengan hafalan 2. Pemahaman : berkenaan dengan pengertian. Tapi tahapannya masih rendah 3. Aplikasi: kemampuan menerapkan apa yang diperoleh 4. Analisis: mengenal bagian bagian-bagian dari sesuatu yang diketahui tapi belum sampai tahap penyusunannya -analisis unsure, hubungan, dan struktur yang diorganisasikan. 5. intesis: mengenal unsure-unsurnya dan menyusunnya menjadi suatu pola, sisten dll yang baginya baru. 6. evaluasi : mampu mengkaji, membuat criteria, menilai, memberikan pertimbangan dll. Pertanyaan dan Teknik bertanya: Pertanyaan ada 2: tertutup dan terbuka. 1. Tertutup: untuk pemikiran tingkat rendah mengenai fakta singkat, pertanyaan yang jawabaannya ya atau tidak dll. Pertanyaan tertutup ada 2: tipe ingatan kognitif dan konvergen -tipe ingatan kognitif: tipe pertanyaan yang untuk menjawabnya paling rendah -konvergen: selain hafal fakta, dapat mengaitkan fakta satu sama lain dan memberikan penjelasan 2. Pertanyaan terbuka: pertanyaan yang luas, memuat dugaan, perkiraan dan hipotesis Pertanyaan terbuka ada 2: tipe divrgen dan evaluative - Tipe divergen jawabannya sering tidak terduga, dan jawabannya tidak hanya satu - Tipe eveluatif: harus dapat memerikan pertimbangan apakah jawaban itu baik atau buruk. Tujuan Penilaian. Tujuan penilaian untuk melihat penguasaan suatu materi, keberhasilan belajar, keterampilan tertentu dan lain-lain Tujuan penilain tidak lepas dari tujuan pendidikan nasional. BAB III ALAT PENILAIAN 3.1 Tes Tes ad/ sekumpulan soal atau pertanyaan yang dipakai untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, kemampuan/intelegensi. Adanya tes yang beraneka ragam itu disebabkan adanya perbedaan dalam bentuk jawaban siswa, pembuat soal, tujuannya, subjektif atau objektifnya penilaian. 3.1.1 Jenis tes 1. tes dengan jawaban berbeda Adalah tes tertulis, lisan, perbuatan dan penampilan Tes tertulis : tes penyelenggarannya dapat dilaksanakan sekaligus. Tes lisan diadakan a/ untuk menghilangkan keraguan penilaian. Tes perbuatan : mengukur yg belum bisa diukur tulis dan tertulis Tes penampilan : tes tuk menunjukkan kemmapuan dalam berbusana, berpidato.. 2. Tes dengan pembuatnya berbeda (menggnakan tes baku) 3. Tes dengan sasaran berbeda a. tes kecepatan b. tes kemmapuan c. tes seleksi d. pretes dan postes e. tes perolehan f. tes penempatan g. tes integensi 3.1.2 Tipe dan Bentuk Tes I. Tes Tipe Uraian (surjektif) Keuntungan; membuatnya mudah, kreatif pd siswa, proses siswa menjawab soal-soal itu nampak Kelemahan : memeriksa, nilai subjektif, pertanyaan2 relatif singkat, pemeriksaan hanya dapat dilakukan ahlinya. II Tes tipe Objektif 1. benar-salah kelemahan: menimbulkan keraguan (ambiguity), penggunaan terbatas, factor terka menerkanya 2. Pilihan banyak Terka menerka relative kecil, 3. Bentuk isian 4. Memasangkan Keuntungan tes objektif : *Materi bisa banyak, menyeluruh * penilain objektif * waktu memeriksa relative singkat * pengolahan data bisa dg computer * dapat dipakai ulang Kelemahan tes objektif • * proses berpikir anak tidak bisa diukur * sifat kreatif siswa menumpul * aspek dan kemampuan sukar diungkapkan. 3.2 Non Tes Angket, wawancara dan observasi Permasalahan non tes: * Intensitasnya, * kekonsistenan, * relevansi jawaban, * ketidakjujuran 3.3 Penilaian diri BAB IV MEMBUAT ALAT PENILAIAN 4.1 Membuat Rancangan tes hasil belajar 4.1.1 membuat kisi-kisi Kisi-kisi adalah gambran menyleuruh mengenai soal yg akan ditanayakan. PB lebih banyak digunakan karena, tidak ambigu/meragukan, terka menerka kecil,mengukur berbagai sasaran. PB minimal 25 soal. 25 soal PB sebanding dg 200 BS. 4.1.2 merumuskan TIK - ingatan : menyebutkan - pemahaman : menghitung - sistesis : membuktikan - Aplikasi : menghitung - analisis : menjelaskan - evaluasi : menilai 4.1.3 menyusn dan merakit soal Merakit: mengatur soal sehingga menjadi satu set soal yg baik dan rapih. 4.1.4 pengecekan secara menyeluruh 1. mengeck pilihannya sudah sebanding untuk pilihan yg benar. 2. tepatnya soal berdasarkan tipe dan bentuk 3. pegecekan menenai petunjuknya. 4,2 sistem penilaian 4.2.1 Jenis Skala 1. skal nominal : berkenaan dg pengelompokkan dan kategori, pri-wanita, sd-smp-sma 2. skala ordinal : meibatkan bilnagn. Pringkat, nomor urut rumah. 3. skala interval : jarak antara 2 bil. Yg berdekatan a/ sama. Skla likert, thurstone, diferensial semnatik, 4. skala rasio : bisa membandingkan melalui operasi hitung. (ada nol mutlak) 4.2.2 Pemberian nilai Nilai terolah : 1. Peringkat 2. Peringkat persen PP =(( (N – R) + ½ ) x100) / N 3. Nilai z dan nilai T Z = (x – x(bar)) / Sb T = z x 10 + 50 4. Stanin Dibagi menjadi 9 daerah vertical dg lebar sama, 5. Nilai dengan huruf Ningal acuana 4.2.3 Sistem penilain PAN Didasarkan pada urutan besarnya skor. Ex: peringkat, p persen, nilai z, t stanin dan huruf. Kekurangan tidak terkontrolnya penguasaan siswa terhadap peljaaran. 4.2.4 Sistem penilai PAP Didasarkan pada penguasaan siswa. Skor yg belum sama atau lewat dari nilai ambang tidak akan diluluskan. Kelmahan: tidak menunjukkan kemampuan dibandingkan dg temannya, banyaknya yg lulus, 4.2.5 Campuran PAN dan PAP Kelebihan PAN dapat menunjukkan peringkat, kelebihan PAP adanya control thp penguasaan materi. 4.2.6 Nilai ambang pada soal tes tipe objektif 4.3 percobaan instrument 4.3.1 Validitas Instrumen 1. Validitas isi : didasarkan pd sisinya (materinya) 2. validitas criteria : berkenaan dg peluang posisi seseorang dikemudian hari atau di bidang lain 3. validitas ramal : tuk meramalkan sesuatu 4. validitas dompleng : didasrkan pada mendomplengnya instrument yg dibuat kepada instrument lain yg validitas ramanya sudah ada. 5. validitas konstruk : validitas yg diperoleh memlalui penyusunan instrument yg didasarkan kepada karakteristik subjek yg dituju atau prilaku yg diharapkan. 6. validitas banding : validitas yg dimiliki oleh instrument yg kita buat yg koefesien korelasinya dg alat ukur yg ada dan valid, diketahui tinggi 4.3.2 realibilitas Instrumen Cara hitung : 1. Cara bagi dua 2. Cara kuder-richardson 3. Cara kuder-richardson-21 4. Rumus alpha (cronbach alpha) Jika realibitasnya tinggi, belum tentu valid (hanya syarat perlu). Instrument yang valid maka akan reliable. 4.3.5 analisis butir soal 1. tingkat kesukaran 2. daya pembeda 3. factor pengecoh